"We are not professional film critics. We just want to enjoy and to give our opinions about movies. If you have different opinion from us, we would be very happy. Because it shows that we live in a very complex society, with many different thoughts, opinions, and taste. So the movie makers will be challenged to always satisfy their audiences and they will make more and more great movies of all times..."

- Ode & Yanti -

Sunday 19 February 2012

Moneyball (2011)


Foto diambil dari sini
Genre: Drama, Sport, Biography
MPAA: Rated PG-13 for some strong language
Company: Columbia Pictures
Director: Bennett Miller
Casts:  Brad Pitt, Robin Wright and Jonah Hill
Runtime: 133 min
Recommendations: 4 of 5 stars (Roger Ebert)


Pada musim pertandingan Baseball 2002, sebuah tim yang memiliki budget terendah dalam Baseball Liga Mayor (MLB) membuat rekor baru Liga Amerika dengan berhasil meraih 20 kemenangan berturut-turut. Padahal tim tersebut memulai musim dengan 11 kekalahan berturut-turut. Apa yang terjadi di antaranya adalah cerita  dari "Moneyball", sebuah film yang cerdas, intens dan "menggerakkan", yang bercerita tidak hanya mengenai olah raga semata, namun juga peperangan antara intuisi dan statistik.

Fokus film ini adalah pada karakter General Manager Oakland Athletics, Billy Beane (Brad Pitt), seorang pemain MLB yang kurang berhasil, pindah ke kursi manajemen dan didorong oleh rasa benci terhadap kekalahan. Pada musim sebelumnya, ia membawa tim Athletics menuju World Series, hanya untuk menerima kekalahan dan melihat tiga pemain terbaiknya pergi karena disewa oleh tim yang lebih kaya dan  memberikan gaji jauh lebih besar.

Dihadapi dengan kenyataan bahwa ia harus kembali membangun timnya dengan harga murah, Beane terbujuk oleh teori yang dicetuskan Peter Brand (Jonah Hill), seorang kutu buku lulusan pascasarjana Universitas Yale yang bergulat dengan angka dan berhasil menyajikan analisis pemain baseball yang memiliki potensi sangat besar namun dengan biaya yang sangat murah. Brand membujuk Beane bahwa ia harus menyewa pemain berdasarkan statistik kinerja yang hasilnya ternyata menunjuk kepada para pemain yang diremehkan. Bersama, mereka membentuk tim yang pada awalnya tampak bodoh, tetapi selama musim penuh perjuangan tersebut, mereka berhasil membuktikan diri melalui jual beli terbesar di dunia baseball.

Moneyball bukanlah sebuah film olah raga klasik, yang juga menarik untuk para penonton non-penggemar olah raga sekalipun. Ini bukan film dengan serangkaian pertandingan besar. Ketika menampilkan adegan-adegan di lapangan, itu hanya untuk menampilkan momen-momen penting dan pilihan. Esensi dari film ini adalah pada dialog-dialognya yang cerdas dan singkat.

Ini adalah benar-benar film tentang bisnis. Tak satu pun dari para pemain baseball yang memiliki peran utama. Seluruh drama terjadi di dalam pikiran seorang General Manager dan tangan kanannya. Mereka bertaruh antara tradisi dan analisis numerik. Angka-angka menunjukkan bahwa komputer ternyata dapat merancang sebuah tim yang lebih baik dari naluri manusia.

Hal tersebut sungguh melankolis, namun ini memang sebuah film yang melankolis. Terdapat adegan yang cukup mengguncang batin di mana Brad Pitt berdialog dengan Jonah Hill, apa arti dari semua ini? Kemenangan yang dicapai 20 kali berturut-turut tidak ada artinya. Karena yang paling penting adalah menjadi juara di musim tersebut. Juga terdapat saat-saat dramatis ketika pemain diperdagangkan atau dipindahkan ke liga minor. Baseball adalah bisnis. Hanya para penggemarlah yang betul-betul menyukainya sebagai permainan.

2 comments:

Please share your opinions here :)