MPAA: Parental Guidance
Company: Blue Sky Studios
Director: Carlos Saldanha, Mike Thurmeier (co-director)
Cast: Ray Romano, John Leguizamo, Denis Leary, Queen Latifah
Runtime: 94 min
Recommendations: 7/10
Cerita berawal ketika Scrat, seekor tupai yang selalu muncul dalam Ice Age & Ace Age: The Meltdown, yang pada film ini masih terus berusaha mengejar satu-satunya buah kenari yang ada di zaman es. Di tengah perburuannya, tanpa sengaja ia bertemu dengan tupai betina cantik bernama Scratte, dan seketika itu pula ia jatuh cinta. Namun Scrat menghadapi dilema ketika Scratte pun menginginkan buah kenari milik Scrat.
Sementara itu, Manny si Mammoth sedang cemas karena menunggu kelahiran bayinya yg sedang dikandung Ellie. Manny berusaha sekeras mungkin untuk membuat segalanya sempurna untuk menyambut kelahiran anaknya. Keadaan ini membuat sahabatnya, Diego si Harimau Gigi-Pedang, merasa tidak nyaman sehingga memutuskan untuk berpisah dan meninggalkan Manny serta Sid, si Kungkang.
Di lain pihak, Sid juga ingin memiliki keluarga seperti Manny. Tanpa sengaja ia menemukan tiga butir telur yang ditinggalkan begitu saja oleh induknya, dan akhirnya Sid memutuskan untuk mengadopsi telur2 itu untuk menjadi anak2nya. Setelah telur2 itu menetas, baru diketahui ternyata mereka adalah anak2 dinosaurus, makhluk yang dikira sudah punah sebelum zaman es.
Induk dinosaurus yang menyadari telur2nya hilang kemudian datang untuk mengambil anak2nya, termasuk menculik Sid yang kemudian dibawa serta ke dunia Dinosaurus di bawah tanah. Disinilah misi untuk menyelamatkan Sid dimulai.
Film ini disuguhkan dalam format 3 Dimensi (3D). Format ini sudah dipakai untuk beberapa film terbaru, di antaranya Monsters vs Aliens dan Garfield. Karena menggunakan format 3D, penyajian gambar dalam film Ice Age mengundang banyak decak kagum dari penonton bioskop, dan sudah tentu menambah kenikmatan dalam menonton. Namun memang, harga tiketnya menjadi lebih mahal dari pada tiket film dengan format Non-3D.
Dari segi cerita, menurut saya film ketiga ini lebih lucu dari pada sekuel yang kedua. Ditambah lagi dengan kemunculan tokoh Scrat yang kali ini lebih berperan dari pada di film2 sebelumnya, menjadikan film ini menjadi semakin kocak. Nilai2 kekeluargaannya juga amat kental dan sangat cocok untuk dinikmati bersama keluarga. Namun perlu diingat, film ini tidak disertai dengan subtitle/teks sama sekali (mungkin ada hubungannya dengan teknis format 3D-nya). Hal ini mungkin menjadikan penonton yang kurang mengerti bahasa Inggris (terutama anak2) akan mengalami sedikit kesulitan memahami dialognya. Walaupun begitu, alur ceritanya tetap masih cukup bisa dimengerti oleh seluruh penonton.
Company: Blue Sky Studios
Director: Carlos Saldanha, Mike Thurmeier (co-director)
Cast: Ray Romano, John Leguizamo, Denis Leary, Queen Latifah
Runtime: 94 min
Recommendations: 7/10
Cerita berawal ketika Scrat, seekor tupai yang selalu muncul dalam Ice Age & Ace Age: The Meltdown, yang pada film ini masih terus berusaha mengejar satu-satunya buah kenari yang ada di zaman es. Di tengah perburuannya, tanpa sengaja ia bertemu dengan tupai betina cantik bernama Scratte, dan seketika itu pula ia jatuh cinta. Namun Scrat menghadapi dilema ketika Scratte pun menginginkan buah kenari milik Scrat.
Sementara itu, Manny si Mammoth sedang cemas karena menunggu kelahiran bayinya yg sedang dikandung Ellie. Manny berusaha sekeras mungkin untuk membuat segalanya sempurna untuk menyambut kelahiran anaknya. Keadaan ini membuat sahabatnya, Diego si Harimau Gigi-Pedang, merasa tidak nyaman sehingga memutuskan untuk berpisah dan meninggalkan Manny serta Sid, si Kungkang.
Di lain pihak, Sid juga ingin memiliki keluarga seperti Manny. Tanpa sengaja ia menemukan tiga butir telur yang ditinggalkan begitu saja oleh induknya, dan akhirnya Sid memutuskan untuk mengadopsi telur2 itu untuk menjadi anak2nya. Setelah telur2 itu menetas, baru diketahui ternyata mereka adalah anak2 dinosaurus, makhluk yang dikira sudah punah sebelum zaman es.
Induk dinosaurus yang menyadari telur2nya hilang kemudian datang untuk mengambil anak2nya, termasuk menculik Sid yang kemudian dibawa serta ke dunia Dinosaurus di bawah tanah. Disinilah misi untuk menyelamatkan Sid dimulai.
Film ini disuguhkan dalam format 3 Dimensi (3D). Format ini sudah dipakai untuk beberapa film terbaru, di antaranya Monsters vs Aliens dan Garfield. Karena menggunakan format 3D, penyajian gambar dalam film Ice Age mengundang banyak decak kagum dari penonton bioskop, dan sudah tentu menambah kenikmatan dalam menonton. Namun memang, harga tiketnya menjadi lebih mahal dari pada tiket film dengan format Non-3D.
Dari segi cerita, menurut saya film ketiga ini lebih lucu dari pada sekuel yang kedua. Ditambah lagi dengan kemunculan tokoh Scrat yang kali ini lebih berperan dari pada di film2 sebelumnya, menjadikan film ini menjadi semakin kocak. Nilai2 kekeluargaannya juga amat kental dan sangat cocok untuk dinikmati bersama keluarga. Namun perlu diingat, film ini tidak disertai dengan subtitle/teks sama sekali (mungkin ada hubungannya dengan teknis format 3D-nya). Hal ini mungkin menjadikan penonton yang kurang mengerti bahasa Inggris (terutama anak2) akan mengalami sedikit kesulitan memahami dialognya. Walaupun begitu, alur ceritanya tetap masih cukup bisa dimengerti oleh seluruh penonton.
"Are you ready for adventure?" (Buck)
baru aja selesai nonton nih. awalnya males nonton tapi demi anak, ternyata lumayan lah film nya cukup menghibur buat Pascal
ReplyDelete@ Lidya : Kami telat me-reviewnya yah? maaf ya :)
ReplyDeletewah liburan ni malah saya gak bisa nonton, padahal anak sudah merengek terus....keasyikan buat kue sih,salam.
ReplyDeletewah..saya belum lihat film ini.
ReplyDeleteRachel: waaa, bagi donk kuenya mba rachel :)
ReplyDeleteAisha: Filmnya luuuccuu :)
Waw seru ulasannya. jadi pengen lihat nih filmnya
ReplyDeleteMohanlink: iya, gak bakalan nyesel deh.. Thanks dah mampir :)
ReplyDeletembak yanti mau nanya, emang film 3D yang pernah ada di indonesia itu baru 3 ya? monster vs alien, garfield dan ice age, adakah yang lain? -thanks-
ReplyDeletesalam kenal....