"We are not professional film critics. We just want to enjoy and to give our opinions about movies. If you have different opinion from us, we would be very happy. Because it shows that we live in a very complex society, with many different thoughts, opinions, and taste. So the movie makers will be challenged to always satisfy their audiences and they will make more and more great movies of all times..."

- Ode & Yanti -

Sunday, 2 August 2009

Harry Potter and the Half Blood Prince (2009)

Genre: Adventure, Science Fiction, Horror, Crime/Gangster, Drama
MPAA: Rated PG for scary images, some violence, language and mild sensuality.
Company: Warner Bros. Pictures
Director: David Yates
Cast: Daniel Radcliffe, Michael Gambon, Jim Broadbent, Bonnie Wright, Rupert Grint, Emma Watson, Helena Bonham Carter, Alan Rickman
Runtime: 153 min
Recommendations: 5/10

Seperti yang telah banyak diketahui oleh hampir semua orang di berbagai belahan bumi, rangkaian novel Harry Potter telah menjadi fenomena tersendiri. Kisah seorang anak yatim-piatu yang bersekolah di sebuah sekolah sihir bernama Hogwarts, gemar olah raga Quidditch, memiliki Jubah Gaib warisan dari ayahnya, hingga ancaman kematian yg selalu datang dari musuh besarnya yaitu Lord Voldemort, sangat disukai oleh berbagai kalangan, dari anak-anak hingga para manula.

Filmnya pun kini sudah dibuat hingga seri ke-6, yg akan dibahas pada tulisan ini. Hampir selalu pada setiap peluncuran film2nya, Harry Potter menuai hasil penjualan tiket yg luar biasa. Hal yg sama juga terjadi di Indonesia.

Saya dan Ode sama2 penggemar Harry Potter, baik novel maupun filmnya. Jadi bisa dibayangkan betapa kami berdua sangat menunggu2 penayangan film ke-6-nya, yaitu Harry Potter and the Half Blood Prince. Sampai akhirnya kami berdua berhasil mendapatkan tiket menonton Harry Potter, namun ternyata kami hanya mendapatkan tidak lebih dari kekecewaan yg amat sangat.

Kekecewaan seperti apa? Sebelumnya mari kita simak dahulu sinopsis filmnya.

Dunia sihir akhirnya mengakui bahwa Lord Voldemort telah bangkit. Seperti dahulu di zaman Lord Voldemort berjaya, kegelapan dan ketakutan menghantui seluruh masyarakat penyihir, bahkan Lord Voldemort juga melebarkan serangannya ke dunia muggle (manusia). Para Pelahap Maut menghancurkan Jembatan Millenium di London, juga menculik beberapa penyihir, salah satunya Ollivander, ahli pembuat tongkat sihir.

Sementara itu, Profesor Dumbledore (Michael Gambon) mengajak Harry Potter (Daniel Radcliffe) untuk mengunjungi seorang mantan pengajar di Hogwarts, yaitu ProfesorHorace Slughorn (Jim Broadbent), untuk membujuknya agar kembali mengajar di Hogwarts. Yang Harry tidak ketahui, Dumbledore sebetulnya memiliki misi tersembunyi dengan menarik kembali Slughorn untuk kembali mengajar.

Di lain pihak, Bellatrix Lestrange (Helena Bonham Carter) memaksa Severus Snape (Alan Rickman) untuk melakukan Sumpah Tak Terlanggar dengan Ibu Draco Malfoy, Narcissa. Tujuannya adalah memastikan bahwa Snape akan membantu Draco untuk menyelesaikan tugas yang harus diselesaikannya, dan melindungi Draco serta memastikannya agar tidak terluka. Harry, Ron dan Hermione, yang saat itu sedang berada di Diagon Alley, memergoki Draco dan ibunya memasuki toko Borgin and Burkes, bertemu dengan para Pelahap Maut.

Rahasia apa yang disembunyikan oleh Draco dan Ibunya? Tugas apa yg diberikan oleh Lord Voldemort kepada Draco? Hal penting apa yg dimiliki oleh Profesor Slughorn, yang merupakan kunci untuk melawan Lord Voldemort? Untuk mengetahuinya, silakan menyaksikan filmnya sendiri.


Kembali lagi, kenapa saya dan Ode bisa merasa begitu kecewa?

Pertama, karena film ini jauh dari harapan. Terlalu singkat, banyak esensi2 yg dipotong. Memang bisa dimengerti, film berbeda dengan novel. Namun mengapa justru hal2 yg tidak penting seperti adegan romansa antara Ron dan Lavender Brown, Hermione yang cemburu, hingga adegan percintaan Harry & Ginny seperti menjadi porsi utama di film ini? Sedangkan esensi2 penting seperti asal-usul Lord Voldermort yg menyebabkan dia menjadi Penyihir Hitam, penjelasan mengenai Horcrux, serta peran Fehnrir Greyback, yang menjadikan Profesor Lupin menjadi werewolf, hampir tidak mendapatkan porsi yg layak. Bahkan, Fleur de Lecour dan Bill Weasley yang seharusnya hadir, serta peperangan di bagian akhir yang seharusnya menghancurkan Hogwarts pun tidak ada sama sekali!



Dalam peran, Harry, Ron, dan Hermione tidak menunjukkan perubahan yg signifikan. Bahkan yg menonjol adalah tokoh Bellatrix Lestrange (iyalah, Helena Bonham Carter gitu loh, hehe...) dan Draco Malfoy, yang lumayan bisa menunjukkan konflik batin dan ketakutan dalam menunaikan tugas yg dibebankan kepadanya.



Mungkin judul yg paling tepat untuk film ini: Harry Potter: Valentine's Edition.

5 comments:

  1. terlalu banyak adegan cinta2an abg-nya...soal *ehm* dumbledore (takut spoiler...) juga kurang dramatis,untuk tokoh sepenting dia...

    ReplyDelete
  2. Gerrilya: betul banget! yg dumbledore juga, bener2 kurang "wah", hehe... Emang ini film Harpot yg paling gak banget :P

    ReplyDelete
  3. kurang greget nih mbak, kalo aku bilang harry potter yang ini :)

    ReplyDelete
  4. @ Lidya : kurang? ga ada gregetnya malah :P

    mudah-mudahan 2 seri terakhir tidak mengecewakan

    ReplyDelete
  5. Harpot paling buruk sepanjang sejarah, tp meski ga bagus juga semua orang berbondong-bondong tetap mengantri. Bener2 sihir yang ampuh hehe..

    ReplyDelete

Please share your opinions here :)