"We are not professional film critics. We just want to enjoy and to give our opinions about movies. If you have different opinion from us, we would be very happy. Because it shows that we live in a very complex society, with many different thoughts, opinions, and taste. So the movie makers will be challenged to always satisfy their audiences and they will make more and more great movies of all times..."

- Ode & Yanti -

Thursday, 20 August 2009

cin(T)a

Genre: Drama
MPAA: Rated R / Dewasa
Company: Sembilan Matahari
Director: Sammaria Simanjuntak
Cast: Sunny Soon, Saira Jihan
Runtime: 97 min
Recommendations: 8/10

Terdapat seorang pria bernama Cina (Sunny Soon), pria berusia 18 tahun beretnis Batak Cina, mahasiswa baru jurusan Arsitektur di sebuah Perguruan Tinggi Tekhnik di Bandung. Cina adalah seorang pintar, ulet, dan tidak pernah mengalami kegagalan selama hidupnya.

Sedangkan Annisa (Saira Jihan), adalah mahasiswi senior beretnis Jawa berusia 24 tahun, yang kuliahnya terhambat karena karirnya di dunia film. Annisa cantik & terkenal, namun dilanda kesedihan mendalam karena kesepian, serta masalah keluarga yang dialaminya. Annisa hanya memiliki satu teman, yaitu si "jari sedih". Sampai suatu ketika, satu jari lain datang dan menjadikannya tidak lagi merasa kesepian.

Cina dan Annisa mencintai Tuhan. Tuhan juga mencintai mereka berdua. Namun Cina dan Annisa tidak bisa saling mencintai, karena mereka menyebut Tuhan dengan nama yang berbeda.

Dari segi cerita, sudah pasti cerita yang disajikan adalah sebuah peristiwa yang pasti seringkali terjadi dalam masyarakat Indonesia yg amat majemuk. Namun, ini adalah pertama kalinya cerita yg sudah umum tersebut diangkat secara berani ke layar lebar. Mengapa saya katakan berani? Karena di film ini, agama, Tuhan, dan prinsip2 mengenai hal tersebut diangkat dan dibahas secara gamblang dan lugas ke dalam dialog2 yang wajar, tidak "maksa", dan sangat realistis.

Penyajian sinematografinya pun sangat apik. Banyaknya adegan2 close-up yang enak dilihat, properti2 yg mendukung dan amat logis, serta detail-detail yang amat berarti, sangat menyenangkan untuk disaksikan. Adegan2nya pun mengingatkan saya pada film2 kualitas manca negara, yaitu tidak ada adegan yg mubazir. Tidak ada adegan yg tidak berarti. Setiap detil, setiap sudut gambar, pada akhirnya memiliki arti dan perannya masing2. Seekor semut, sebuah apel, bahkan seruas jari pun dapat memegang peranan penting di film ini.

Dari segi para pemeran, menurut saya kualitas aktingnya di atas rata2. Rata2 siapa? Sudah pasti berada di atas rata2 para aktor & aktris kualitas sinetron yg sudah berani wara-wiri di layar lebar. Padahal, film ini merupakan pengalaman akting pertama kali bagi Sunny Soon dan Saira Jihan. Dan hasilnya? Sudah amat lumayan bagi mereka yg baru pertama kali main film. Akting mereka amat wajar, mendalam, chemistry yg terbangun antara mereka berdua juga amat terasa. Luar biasa.

Memang ada hal yg sedikit mengganggu, yaitu di awal film kualitas audionya agak kurang jernih. Dialog2nya terdengar seperti orang sedang menggumam, sehingga saya harus menggunakan teks Bahasa Inggris yg tertera untuk mengetahui dialognya. Juga ada beberapa adegan di awal, di mana soundtrack latarnya lebih terdengar dari pada dialognya. Namun, kejadian2 tersebut hanya terjadi di awal. Selanjutnya, kualitas suara menjadi semakin baik, dan semua itu terbayar dengan kualitas cerita yg bagus.

Saya mengucapkan selamat bagi seluruh cast & crew, juga kepada sutradara film cin(T)a yaitu Sammaria Simanjuntak, yang telah berhasil meyakinkan saya bahwa sineas Indonesia akhirnya mampu menunjukkan kualitas yang tak kalah dengan para film-maker asing. Semoga perjuangan para sineas Indonesia tidak haya sampai di sini. Maju terus perfilm-an Indonesia!

"Makanya Tuhan menciptakan Cinta, supaya yang berbeda-beda bisa tetap satu" - Cina

Wednesday, 19 August 2009

Two Lovers (2008)

Genre: Drama, Romance,
MPAA
:
Rated R for language, some sexuality and brief drug use.
Company
: 2929 Productions

Director
: James Gray

Cast
: Joaquin Phoenix, Gwyneth Paltrow, Vanessa Shaw
Runtime: 110 min
Recommendations
: 7/10


Pernahkah anda mencintai dua orang di saat yang bersamaan? Pernahkah anda mencintai seseorang yang tidak mencintai anda? Pernahkah anda merasakan depresi karena patah hati?

Leonard (Joaquin Phoenix) mengalami depresi setelah dirinya ditinggal oleh tunangannya, karena mereka tidak bisa menikah yang disebabkan oleh alasan medis. Karena depresi, Leonard yang seorang fotografer, menumpang hidup pada orang tuanya. Kedua orang tua Leonard mencoba mengenalkan Leonard pada Sandra (Vanessa Shaw), putri dari kerabat mereka.

Suatu hari, Leonard yang baru saja pulang dari pekerjaan sementaranya membantu di binatu milik ayahnya, bertemu dengan seorang wanita cantik yang langsung menarik hatinya. Wanita cantik tersebut bernama Melissa (Gwyneth Paltrow), dan merupakan tetangga orang tua Leonard yang baru saja pindah.

Hubungan Leonard dan Melissa semakin dekat, dan Leonard mulai mengacuhkan Sandra. Sampai kemudian Melissa memperkenalkan kekasihnya kepada Leonard. Leonard yang memendam rasa suka pada Melissa sangat terpukul, dan di saat itulah Sandra hadir menghibur dirinya. Beberapa saat kemudian, Melissa yang baru saja sembuh dari “penyakitnya”, menyampaikan berita bahwa ia telah putus dari pacarnya kepada Leonard. Leonard kemudian menyatakan perasaannya, padahal ia masih mempunyai hubungan dengan Sandra. Lalu bagaimana kisah cinta segitiga ini berakhir? Silakan anda menyaksikan sendiri.

Sudah lama juga tidak melihat akting Gwyneth Paltrow sejak ia menikah dengan Chris Martin (vokalis grup band Coldplay). Walaupun telah lama vakum, namun penampilan aktris yang satu ini tetap memikat. Sementara film terakhir Joaquin Phoenix yang saya ingat adalah The Village karya M. Night Shyamalan (entah apa ada film lain di antara film itu dengan Two Lovers, kalaupun ada sepertinya film yang tidak memorable, saya saja tidak ingat).

Cerita yang disampaikan memang tidak lagi baru. Begitu banyak film lain yang bertemakan cinta segitiga. Tapi meskipun ceritanya yang sudah umum, film ini tetap dikemas dengan apik, sehingga masih direkomendasikan untuk dilihat, terutama bagi mereka yang menggemari genre drama.

Monday, 17 August 2009

The Other Man (2008)

Genre: Drama
MPAA
:
Rated R for some sexuality/nudity and language
Company
: Rainmark Films

Director
: Richard Eyre

Cast
: Liam Neeson, Antonio Banderas, Laura Linney
Runtime: 90 min
Recommendations
: 7/10

Bagaimana rasanya jika anda telah menikah, berbahagia dalam pernikahan anda, tanpa konflik yang berarti, kemudian mendapati bahwa pasangan anda berselingkuh dengan orang lain?

Film ini bercerita tentang sepasang suami istri, Peter (Liam Neeson) dan Lisa (Laura Linney) yang memiliki pernikahan yang bahagia. Mereka memiliki karir yang bagus, dan seorang putri yang telah dewasa. Suatu malam, Peter menemukan sebuah pesan di telepon genggam istrinya, sebuah pesan yang berasal dari seorang pria yang tidak dikenal oleh Peter. Penasaran dengan siapa pria tersebut, Peter mulai mencari tahu melalui notebook milik sang istri. Sebuah folder yang dilindungi password menjawab semua pertanyaan Peter. Ternyata selama ini istrinya berselingkuh.

Peter kemudian mencoba menghubungi dan mengenal pria tersebut, dengan cara berpura-pura menjadi istrinya dan membalas e-mail dari pria yang belakangan diketahui bernama Ralph (Antonio Banderas). Peter kemudian berusaha mengenal lebih jauh diri seorang Ralph. Dari perbincangan mereka selama bermain catur bersama, Peter mendapat gambaran tentang perselingkuhan istrinya dengan Ralph. Semua misteri terkuak satu-persatu, hingga ke bagian akhir yang agak mengejutkan.

Disutradarai oleh Richard Eyre (juga menyutradarai Notes on a Scandal –Cate Blanchett) film ini memiliki alur yang mirip dengan Notes on a Scandal, film yang sama-sama menceritakan skandal hubungan dua manusia, yaitu alur yang dipenuhi flashback. Jika tidak memperhatikan dengan baik, maka anda mungkin akan dibuat bingung dengan jalan ceritanya. Tapi jika anda memperhatikan dan tidak merasa bosan, maka anda mungkin akan menemukan bahwa film ini adalah film yang menarik. Mengapa istri Peter berselingkuh, mangapa perselingkuhannya tidak ketahuan, sampai ke permasalahan Peter dengan menantunya dijabarkan sedikit demi sedikit.

Liam Neeson berperan apik di film ini sebagai seorang suami yang terbakar emosi saat mengetahui istrinya berselingkuh, tapi tetap menggunakan cara yang pintar dan sedikit terobsesi untuk mengetahui setiap detail perselingkuhan tersebut. Laura Linney juga cukup baik memerankan seorang istri yang berselingkuh, seorang wanita yang bisa mencintai dua pria disaat yang bersamaan, sebagai wanita yang pintar menyembunyikan perselingkuhannya.

Secara keseluruhan, film ini saya rekomendasikan untuk ditonton pecinta drama.

Saturday, 15 August 2009

Pom Poko (1994)


Genre: Animation, Comedy, Drama, Fantasy
MPAA
: Rated PG for violence, scary images and thematic elements
.
Company
: Studio Ghibli

Director
: Isao Takahata

Cast
: Shinco Kokontei, Makoto Nonomura, Shigeru Izumiya
Runtime: 119 min
Recommendations
: 7/10


Film ini adalah salah satu film produksi Studio Ghibli, sebuah studio film animasi Jepang yang banyak menghasilkan anime menarik karya animator Jepang. Bagi yang pernah menonton atau setidaknya mendengar Spirited Away, Princess Mononoke, My Neighbor Totoro, maka Pom Poko adalah salah satu karya dari orang yang sama yang menghasilkan anime fenomenal Grave of the Fireflies.

Ceritanya berkisar seputar perseteruan antara manusia dan rakun (raccoon). Dikisahkan di sebuah hutan yang dihuni oleh banyak rakun, kedamaian kehidupan mereka terganggu oleh manusia yang berusaha merubah hutan tempat tinggal rakun-rakun menjadi perumahan manusia. Rakun-rakun yang sebenarnya bisa berjalan dengan 2 kaki saat tidak ada manusia, dan mempunyai kemampuan bertransformasi (berubah bentuk), mengadakan pertemuan untuk menentukan tindakan apa yang harus dilakukan menghadapi keadaan tersebut. Pertemuan tersebut memutuskan untuk mengirim 2 rakun mencari pertolongan pada rakun ahli transformasi di tempat lain, sementara mereka yang menunggu berlatih melakukan transformasi.

Menunggu datangnya bantuan dari ahli transformasi, rakun-rakun yang tinggal dan sudah terlatih bertransformasi, mulai melakukan berbagai cara untuk menghabat pekerjaan konstruksi yang dilakukan manusia. Mereka mengubah bentuk mereka menjadi hantu dan menakut-nakuti pekerja konstruksi. Tapi usaha mereka tidak menghentikan pekerjaan konstruksi, karena setiap kali mereka berhasil menakuti para pekerja, maka esoknya akan ada pekerja baru yang menggantikan. Bahkan saat mereka merusak peralatan berat milik manusia, hal itu tidak menghentikan pekerjaan konstruksi. Beberapa rakun yang tidak sabaran terus berusaha agar para rakun berperang dan membinasakan manusia, tapi ide ini ditentang karena rakun ternyata butuh dan menyukai dunia manusia (terutama makanan manusia).

Saat bantuan dari ahli transformasi datang, para rakun berlatih keras untuk bisa melancarkan serangan besar pada manusia. Lalu akankah rakun-rakun ini berhasil menghentikan manusia menghancurkan hutan rumah mereka? Kisah selengkapnya bisa anda saksikan sendiri.

Anime-anime buatan Studio Ghibli selalu menarik dari segi cerita. Dari segi gambar, jangan pernah membandingkan film mereka dengan film buatan Pixar Animation atau Dreamworks Animation, karena film-film Studio Ghibli masih menggunakan format film kartun klasik tanpa teknologi rekayasa gambar yang canggih (CGI). Menyaksikan film Studio Ghibli seperti menyaksikan film animasi klasik buatan Disney, penuh imajinasi, dengan cerita yang menarik. Benar-benar film yang menghibur.

Thursday, 13 August 2009

Public Enemies (2009)


Genre: Crime, Drama, History, Thriller
MPAA
:
Rated R for gangster violence and some language.
Company
: Universal Pictures

Director
: Michael Mann

Cast
: Johnny Depp, Christian Bale, Marion Cotillard
Runtime: 140 min
Recommendations
: 6/10

Johnny Depp mulai dikenal sejak memerankan tokoh Edward Scissorhand dalam film berjudul sama. Ia juga membintangi serial 21 Jump Street yang terkenal di jamannya. Sejak itu film yang dibintanginya semakin banyak dan mempopulerkan namanya – selain itu didukung pula oleh gosip hubungannya dengan Winona Rider dan Kate Moss – dan bagi saya ada beberapa yang berkesan seperti dalam Finding Neverland, Sleepy Hollow, dan Pirates of the Carribean. Kali ini Depp berperan sebagai John Dillinger, tokoh nyata di masa lalu Amerika Serikat, seorang perampok bank terkenal. Lawan mainnya di film ini adalah Christian Bale yang berperan sebagai agen FBI, Melvin Purvis. Ada juga Peraih piala Oscar, Marion Cotillard, yang berperan sebagai Billie Frechette. Dikisahkan seorang John Dillinger melarikan diri dari tahanan dibantu rekan-rekannya. Masih dalam status buronan, dan sebagai musuh nomor satu Amerika, John dan rekan-rekannya terus merampok bank. Cara yang mereka lakukan termasuk cukup rapih di jamannya. Selepas merampok, John dan rekan-rekannya merayakan keberhasilan mereka. Disana ia bertemu dan jatuh hati pada Billie. Pertemuan pertama berlanjut pada pertemuan-pertemuan berikutnya. Sementara itu, seorang agen FBI yang berhasil menangkap banyak penjahat buruan FBI, diangkat menjadi kepala FBI bagian Chicago, dan ditugaskan untuk menangkap John Dillinger. Dengan segala cara yang ia ketahui saat menangkap penjahat lain sebelumnya, Purvis dan timnya berusaha keras menangkap John Dillinger. Lalu bagaimana akhir perburuan John Dillinger. Berhasilkah John Dillinger ditangkap? Bagi mereka yang mengikuti sejarah tentang seorang John Dillinger tentu mengetahui ending dari film ini, karena memang kisah ini diangkat dari kisah nyata. Penampilan Johnny Depp dalam film ini terkesan datar, entahlah, mungkin karena memang karakter seorang John Dillinger yang sangat cool sehingga tidak banyak emosi yang terlihat. Secara keseluruhan filmnya juga tidak terlalu istimewa, mungkin hanya beberapa kali perubahan cara pengambilan gambar saja yang membuatnya unik. Jadi, saya rasa pantas saja kalau saya hanya memberi nilai 6 dari 10.

Tuesday, 11 August 2009

Bedtime Stories (2008)


Genre: Comedy, Family, Fantasy
MPAA
: Rated PG for some mild rude humor and mild language
.
Company
: Walt Disney Pictures

Director
: Adam Shankman

Cast
: Adam Sandler, Keri Russel, Guy Pearce, Courteney Cox, Russel Brand
Runtime: 99 min
Recommendations
: 6/10


Pernahkah anda membacakan cerita kepada orang lain sebelum tidur? Bagaimana jika cerita yang anda ceritakan menjadi kenyataan di kehidupan anda?

Adalah Skeeter Bronson (Adam Sandler), seorang Handyman (montir serba bisa) yang bekerja pada sebuah hotel. Selama 25 tahun pengabdiannya, Skeeter selalu saja menjadi handyman, tidak pernah menjadi orang yang bertanggung jawab atas berjalannya hotel, seperti yang dijanjikan pemilik hotel pada ayah Skeeter. Walau demikian, Skeeter tetap menjalani pekerjaannya dengan baik.

Suatu hari, Skeeter dimintai tolong untuk menjaga 2 orang keponakannya oleh saudara perempuannya, Wendy (Courteney Cox). Tugas tersebut dibagi dengan Jill (Kerri Russel) yang berganti shift menjaga kedua keponakan Skeeter. Di malam pertama menjaga, kedua keponakannya meminta Skeeter membacakan cerita sebelum tidur. Melihat buku cerita yang ada tidak menarik, Skeeter memutuskan untuk mengarang cerita sendiri seperti apa yang dulu sering dilakukan oleh almarhum ayahnya. Karena cerita yang dibuat Skeeter kurang menarik, kedua keponakan Skeeter membantu dengan menciptakan beberapa bagian cerita sehingga menjadi lebih menarik.

Keesokan harinya, Skeeter mendapati apa yang ia ceritakan pada keponakannya benar-benar terjadi. Mulai dari saat dirinya mendapat kesempatan untuk mencoba meraih posisi pekerjaan yang didambakan, sampai ke hujan bola-bola permen karet. Mengetahui ceritanya menjadi kenyataan, Skeeter mencoba melanjutkan cerita demi mendapat keuntungan. Cerita demi cerita terus diciptakan, dan setiap cerita terus menjadi kenyataan. Sampai di suatu titik dimana Skeeter harus melakukan sesuatu yang sangat penting diluar cerita yang dibuatnya.

Berhasilkah Skeeter Bronson? Silahkan anda saksikan sendiri.

Seperti kebanyakan tipe film Adam Sandler lainnya, film ini pun ber-genre komedi. Namun karena dibuat oleh Walt Disney Pictures, maka kalimat-kalimat kasar dan gerakan-gerakan tubuh yang tidak pantas dikonsumsi anak-anak dibawah umur (seperti yang anda bisa lihat di kebanyakan film Adam Sandler) bisa dikatakan tidak ada. Seperti di kebanyakan film Adam Sandler lainnya juga, anda akan dapat menemukan penampilan dari Rob Schneider (Deuce Bigalow : Male Gigolo, The Animal) yang melengkapi kelucuan dalam film ini. Film yang menarik, lucu, manghibur dan memiliki nilai positif bagi yang menonton. Film ini tidak terlalu saya rekomendasikan, tapi bolehlah untuk menghibur anda yang butuh tertawa.

Sunday, 2 August 2009

Harry Potter and the Half Blood Prince (2009)

Genre: Adventure, Science Fiction, Horror, Crime/Gangster, Drama
MPAA: Rated PG for scary images, some violence, language and mild sensuality.
Company: Warner Bros. Pictures
Director: David Yates
Cast: Daniel Radcliffe, Michael Gambon, Jim Broadbent, Bonnie Wright, Rupert Grint, Emma Watson, Helena Bonham Carter, Alan Rickman
Runtime: 153 min
Recommendations: 5/10

Seperti yang telah banyak diketahui oleh hampir semua orang di berbagai belahan bumi, rangkaian novel Harry Potter telah menjadi fenomena tersendiri. Kisah seorang anak yatim-piatu yang bersekolah di sebuah sekolah sihir bernama Hogwarts, gemar olah raga Quidditch, memiliki Jubah Gaib warisan dari ayahnya, hingga ancaman kematian yg selalu datang dari musuh besarnya yaitu Lord Voldemort, sangat disukai oleh berbagai kalangan, dari anak-anak hingga para manula.

Filmnya pun kini sudah dibuat hingga seri ke-6, yg akan dibahas pada tulisan ini. Hampir selalu pada setiap peluncuran film2nya, Harry Potter menuai hasil penjualan tiket yg luar biasa. Hal yg sama juga terjadi di Indonesia.

Saya dan Ode sama2 penggemar Harry Potter, baik novel maupun filmnya. Jadi bisa dibayangkan betapa kami berdua sangat menunggu2 penayangan film ke-6-nya, yaitu Harry Potter and the Half Blood Prince. Sampai akhirnya kami berdua berhasil mendapatkan tiket menonton Harry Potter, namun ternyata kami hanya mendapatkan tidak lebih dari kekecewaan yg amat sangat.

Kekecewaan seperti apa? Sebelumnya mari kita simak dahulu sinopsis filmnya.

Dunia sihir akhirnya mengakui bahwa Lord Voldemort telah bangkit. Seperti dahulu di zaman Lord Voldemort berjaya, kegelapan dan ketakutan menghantui seluruh masyarakat penyihir, bahkan Lord Voldemort juga melebarkan serangannya ke dunia muggle (manusia). Para Pelahap Maut menghancurkan Jembatan Millenium di London, juga menculik beberapa penyihir, salah satunya Ollivander, ahli pembuat tongkat sihir.

Sementara itu, Profesor Dumbledore (Michael Gambon) mengajak Harry Potter (Daniel Radcliffe) untuk mengunjungi seorang mantan pengajar di Hogwarts, yaitu ProfesorHorace Slughorn (Jim Broadbent), untuk membujuknya agar kembali mengajar di Hogwarts. Yang Harry tidak ketahui, Dumbledore sebetulnya memiliki misi tersembunyi dengan menarik kembali Slughorn untuk kembali mengajar.

Di lain pihak, Bellatrix Lestrange (Helena Bonham Carter) memaksa Severus Snape (Alan Rickman) untuk melakukan Sumpah Tak Terlanggar dengan Ibu Draco Malfoy, Narcissa. Tujuannya adalah memastikan bahwa Snape akan membantu Draco untuk menyelesaikan tugas yang harus diselesaikannya, dan melindungi Draco serta memastikannya agar tidak terluka. Harry, Ron dan Hermione, yang saat itu sedang berada di Diagon Alley, memergoki Draco dan ibunya memasuki toko Borgin and Burkes, bertemu dengan para Pelahap Maut.

Rahasia apa yang disembunyikan oleh Draco dan Ibunya? Tugas apa yg diberikan oleh Lord Voldemort kepada Draco? Hal penting apa yg dimiliki oleh Profesor Slughorn, yang merupakan kunci untuk melawan Lord Voldemort? Untuk mengetahuinya, silakan menyaksikan filmnya sendiri.


Kembali lagi, kenapa saya dan Ode bisa merasa begitu kecewa?

Pertama, karena film ini jauh dari harapan. Terlalu singkat, banyak esensi2 yg dipotong. Memang bisa dimengerti, film berbeda dengan novel. Namun mengapa justru hal2 yg tidak penting seperti adegan romansa antara Ron dan Lavender Brown, Hermione yang cemburu, hingga adegan percintaan Harry & Ginny seperti menjadi porsi utama di film ini? Sedangkan esensi2 penting seperti asal-usul Lord Voldermort yg menyebabkan dia menjadi Penyihir Hitam, penjelasan mengenai Horcrux, serta peran Fehnrir Greyback, yang menjadikan Profesor Lupin menjadi werewolf, hampir tidak mendapatkan porsi yg layak. Bahkan, Fleur de Lecour dan Bill Weasley yang seharusnya hadir, serta peperangan di bagian akhir yang seharusnya menghancurkan Hogwarts pun tidak ada sama sekali!



Dalam peran, Harry, Ron, dan Hermione tidak menunjukkan perubahan yg signifikan. Bahkan yg menonjol adalah tokoh Bellatrix Lestrange (iyalah, Helena Bonham Carter gitu loh, hehe...) dan Draco Malfoy, yang lumayan bisa menunjukkan konflik batin dan ketakutan dalam menunaikan tugas yg dibebankan kepadanya.



Mungkin judul yg paling tepat untuk film ini: Harry Potter: Valentine's Edition.