"We are not professional film critics. We just want to enjoy and to give our opinions about movies. If you have different opinion from us, we would be very happy. Because it shows that we live in a very complex society, with many different thoughts, opinions, and taste. So the movie makers will be challenged to always satisfy their audiences and they will make more and more great movies of all times..."

- Ode & Yanti -

Monday, 23 July 2012

The Dark Knight Rises (2012)




Genre: Action, Adventure, Crime, Thriller
MPAA: Rated PG-13 for intense sequences of violence and action, some sensuality and language (13 tahun keatas)
Company: Warner Bros. Pictures
Director: Christopher Nolan
Casts:  Christian Bale, Gary Oldman, Tom Hardy, Joseph Gordon-Levitt, Anne Hathaway, Marion Cotillard, Michael Caine, Morgan Freeman
Runtime: 164 min
Recommendations: 9/10

"The Legend Ends"

Setelah terpukau, terkagum-kagum oleh film The Dark Knight beberapa tahun yang lalu, film The Dark Knight Rises jelas menjadi pilihan pertama untuk ditonton saat filmnya rilis. Beruntung istri saya juga termasuk ke dalam golongan yang terpukau oleh film The Dark Knight, sehingga tidak sulit membujuk agar bisa menontonnya di hari pertama pemutarannya.

Christopher Nolan memberikan warna yang berbeda bagi tokoh superhero dari DC Comics ini. Kesan kelam yang kental dalam komiknya berhasil dihadirkan oleh Nolan. Tidak seperti film batman sebelum Nolan, berusaha membuat kekelaman tetapi hasilnya bukanlah kelam, hanya film superhero yang banyak adegannya dilakukan di tempat gelap. Pemilihan Christian Bale sebagai Batman juga saya nilai tepat. Bale cocok menggambarkan seorang milyuner muda yang tampan dan pintar. Selain itu, proporsi otot di tubuh Bale juga menambah kecocokan dirinya memerankan Sang Kesatria Kegelapan.

Seperti biasa saat memasuki ruang teater, saya melepaskan semua kekaguman saya terhadap The Dark Knight yang saya anggap mendekati sempurna, supaya saya bisa menikmati The Dark Knight Rises tanpa ada ekspektasi yang berlebihan akibat prekuelnya. Hasilnya, saya mendapatkan pengalaman baru menonton sebuah film yang kembali mendekati sempurna. Ya, seri terakhir dari trilogi Batman versi Nolan ini dikemas dengan sangat baik sehingga saya sendiri ragu akan ada banyak nada sumbang mengenai film ini.

Cerita disuguhkan dengan baik, tidak terkesan terburu-buru, tidak juga terkesan bertele-tele. Efek visual dalam adegan laga disajikan dengan nyaris sempurna. Kerumitan cerita khas Christopher Nolan juga disajikan dengan apik, sehingga memainkan emosi penonton dengan baik, tapi tidak juga terlalu rumit bagi “penonton biasa” yang lebih senang dengan film ringan.


Christian Bale
Tom Hardy
Christopher Nolan

Rombongan pemeran diisi oleh nama-nama yang mungkin sudah sangat familiar di telinga anda. Selain tokoh-tokoh utama yang muncul di Batman Begins dan The Dark Knight seperti Christian Bale (Bruce Wayne/Batman), Gary Oldman (Commisioner Gordon), Morgan Freeman (Lucius Fox) dan Michael Caine (Alfred), terdapat nama-nama Tom Hardy (Bane) yang berperan apik dalam The Warriors, Marion Cotillard (Miranda Tate) pemenang Oscar dalam perannya di La Vie en Rose, Anne Hathaway (Selina Kyle/Catwoman) wanita cantik yang dikenal lewat Enchanted, serta Joseph Gordon-Levitt (Blake) yang dikenal lewat Inception. 
Anne Hathaway

Joseph Gordon-Levitt



Marion Cotillard
Saya tidak mau menulis jalan cerita dari film ini, karena menurut saya lebih baik jika tidak diberitahu, sehingga kejutan-kejutan yang diberikan Nolan kepada penonton akan lebih terasa.

Film ini sangat saya rekomendasikan untuk anda tonton, terlepas anda penggemar tokoh Batman atau tidak, karena seperti yang saya sebutkan sebelumnya bahwa film ini nyaris sempurna. Satu-satunya yang mengganggu saya adalah suara dari Bane yang tidak cocok menurut saya. Jadi, apa lagi yang ditunggu? Segera ke bioskop favorit anda dan tonton film terbaik musim panas ini.

Wednesday, 4 July 2012

The Amazing Spiderman (2012)


Genre: Action, Adventure, Fantasy
MPAA: Rated PG-13 for sequences of action and violence
Company: Columbia Pictures
Director: Marc Webb
Casts:  Andrew Garfield, Emma Stone, Rhys Ifans, Martin Sheen
Runtime: 136 min
Recommendations: 8/10

"His past was kept from him. His search for answers has just begun."

The word “Amazing” on the title suits the movie very well. Satu kata yang keluar dari mulut saya setelah menyaksikan versi 3D film ini di bioskop adalah “amazing”. Sebuah film yang berbeda dengan versi sutradara Sam Raimi, karakter Peter Parker yang berbeda dengan yang diperankan oleh Tobey Maguire. Tokoh Peter Parker dalam film ini diperankan dengan baik oleh Andrew Garfield (dikenal dalam film The Social Network sebagai Eduardo Saverin, co-founder Facebook).

The Amazing Spiderman (tAS) adalah film Spiderman yang di re-boot setelah sebelumnya beredar tiga film tentang jagoan laba-laba ini. Karena re-boot, maka cerita dari tAS ini kembali ke saat dimana Peter Parker mendapatkan kemampuannya.

Berpegang pada cerita di dalam komik, tAS menampilkan Gwen Stacy (Emma Stone)sebagai pacar dari Peter Parker. Jaring laba-laba yang dikeluarkan Spiderman juga berasal dari alat pelempar jaring buatan Peter Parker, mirip dengan komiknya. Mungkin hal yang berbeda dengan komiknya adalah bagaimana George Stacy menentang keberadaan Spiderman sebagai pahlawan dan bagaimana Peter Parker membocorkan identitasnya sebagai Spiderman kepada Gwen Stacy. Di komik, George Stacy sangat mendukung keberadaan Spiderman dan Peter Parker tidak pernah memberitahu identitas rahasianya kepada Gwen Stacy.
Andrew Garfield as Peter Parker
Emma Stone as Gwen Stacy
Marc Webb (Director)
 
Sama dengan film Spiderman yang pertama, tAS menampilkan adegan2 kunci di awal cerita kemunculan Spiderman, seperti adegan tergigit laba-laba hasil mutasi genetik dan adegan terbunuhnya Ben Parker (Martin Sheen) oleh perampok yang memicu tindakan vigilante dari seorang Peter Parker.

Untuk Villain alias tokoh jahat di film ini, terpilih tokoh Dr. Curt Connors yang bertransformasi menjadi the Lizard, manusia reptil dengan kekuatan, kecepatan dan kepintaran diatas rata-rata. Bagaimana Dr. Connors berubah menjadi the Lizard diceritakan dengan baik dalam film ini, dan dikemas dengan cukup baik sehingga penonton tidak bosan karena adanya penggambaran perubahan dua tokoh dalam satu film yang biasanya antara terlalu bertele-tele atau terlalu cepat.

Sebagai penggemar film superhero, sebelum memasuki gedung bioskop saya sudah merubah pola pikir saya. Karena saya sudah menonton film Spiderman versi Sam Raimi saya mengambil kesimpulan bahwa saya tidak akan bisa menikmati film ini kalau saya tidak bisa melupakan film versi Raimi, oleh karena itu sebelum masuk bioskop saya sudah melupakan film versi Raimi dan hanya berpegang pada pengetahuan saya tentang Spiderman berdasarkan komiknya. Hasilnya saya bisa menikmati film tanpa harus membandingkan dengan versi sebelumnya, tanpa harus kecewa karena adegan kuncinya berbeda dengan versi sebelumnya, etc. 

Overall, menurut saya film ini bagus. Jika harus, dan hanya jika harus, membandingkan dengan versi Sam Raimi, film arahan sutradara Marc Webb ini sedikit lebih baik dibandingkan versi Raimi. Dimana kelebihannya? Menurut saya ada di pengaturan emosi dan tempo cerita yang baik, akting brillian Andrew Garfield dan pengambilan gambar yang baik (mengingat adegan berayunnya spiderman tidak semuanya hasil CGI). Saran saya sih, nikmati saja filmnya baru setelah itu membandingkan, jangan sampai sambil nonton anda sudah membandingkan, yang ada nanti tidak ada kata “amazing” keluar dari mulut anda ;). Selamat menonton, enjoy the movie.